Page 41 - Buku_Dalem_Boncel
P. 41

Bapaknya  Boncel  pun pergi ke sawah  dengan
            berbekal  singkong  dan  sebuah  kendi  (tempat  air  dari

            tembikar) yang berisi air putih.

                Menjelang siang ketika matahari tegak di atas kepala,

            bapak  Boncel  beristirahat  di  gubuk  tepi  sawah.  Kaki
            dan tangannya yang berlumuran lumpur dibersihkan di

            pancuran. Dia pun mulai membuka bekal singkong rebus

            yang dibawa dari rumah tadi.

                Ketika  sedang  menikmati  rebus  singkong,  lewat
            seorang  pedagang.  Pedagang  tersebut  berhenti  di

            depan gubuk.

                “Punten (permisi), boleh saya menumpang istirahat

            di sini, Pak? Assalamualaikum, punten,” salam pedagang
            itu.

                “Waalaikum  salam,  silakan,  Nak,” jawab  bapak

            Boncel. Lalu, ia mempersilakan si pedagang.

                “Dari  mana  Nak berasal?”  Bapak  Boncel  memulai
            pembicaraan dengan pedagang itu.

                “Saya dari Desa Bojong, Pak.”

                “Asalmu dari Desa Bojong?”









                                                                       31
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46