Page 45 - Buku_Dalem_Boncel
P. 45

Sesampainya  di  rumah,  bapak  Boncel  memanggil-
            manggil istrinya.

                “Bu, Ibu, … cepatlah kemari!” Napas bapak Boncel

            terengah-engah memanggil.

                Bapak Boncel  lupa  bahwa  istrinya  tadi  pamit
            membantu  tetangganya  yang  sedang  mengadakan

            pesta pernikahan. Dia tidak bertemu istrinya di rumah.

            Dia terduduk lemas mengatur napas. Sejenak kemudian

            dia  baru  sadar  bahwa  istrinya  sedang  ada  di  rumah
            Bu Neneng.  Niatnya  ingin  menyusul  istrinya,  tetapi

            dia berpikir lagi, tidak enak mengganggu istrinya yang

            sedang  membantu  orang.  Bapak  Boncel  memutuskan

            untuk menunggu istrinya pulang di rumah saja.
                Ketika  hari  menjelang  sore  ibu  Boncel  akhirnya

            pulang  juga.  Tangannya  penuh  dengan  bawaan.  Ibu

            Boncel melihat di depan pintu rumah ada cangkul yang

            tergeletak. “Oh, Bapak sudah pulang,” pikirnya.
                “Assalamualaikum, Pak!”

                “Waalaikumsalam... eh Ibu. Mari, Bu, duduk sini ada

            yang ingin Bapak bicarakan.” Bapak Boncel buru-buru

            menyambut  sambil menarik ibu Boncel untuk duduk.






                                                                       35
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50